Danang mesin promosi gratis?

Mr. Shinto
1
Warga kabupaten Banyuwangi kita boleh patut bangga karena Danang, salah satu prutra dari tanah Blambangan telah berhasil hingga babak grand final kontes dangdut D’Academi yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Kontestan lain yang juga berhasil mencapai grand final ialah Evi dari kabupaten Masamba.Evi akan menjadi lawan Danang untuk menunjukan siapa yang layak menjadi yang terbaik.

Namun, bukan itu yang menjadi perhatian saya. Terlepas dari siapa yang akan menjadi terbaik di kontes tersebut, ada sesuatu hal yang menarik perhatian saya. Danang sebagai media (baca: mesin) promosi gratis?

Hal tersebut, bagi saya bukan tanpa alasan. Kenapa saya bisa beranggapan seperti itu? Di Banyuwangi sendiri, tepatnya di tepi-tepi jalan banyak sekali terpasang stiker, spanduk maupun baliho yang bertuliskan “Turut mendukung Danang”. Lho, nggak salah kan? Ya, memang nggak salah. Tapi bagi saya ada yang janggal. Kenapa? Di baliho maupun spanduk tersebut tidak sedikit (bahkan kalo saya perhatikan semua) terdapat nama atau keterangan pemasang baliho atau spanduk yang menurut saya (ingat lho, ini menurut saya) mereka yang memasang baliho maupun spanduk dukungan kepada Danang sudah secara tidak langsung mempromosikan usaha ataupun instansi mereka.

Sebelum kemunculan Danang dilayar kaca, semua yang berbau iklan atau promosi atau sejenisnya, jika tidak memiliki ijin dan membayar pajak iklan, maka spanduk atau baliho tersebut tidak akan bertahan lama karena akan ada petugas yang akan mencopotinya. Keadaan tersebut sangat berbeda dengan munculnya Danang dilayar kaca.

Ya, itu hanya opini saya, mungkin berbeda dengan opini sobat yang membaca tulisan saya ini. Namun, ternyata salah satu artis senior juga berasal dari Banyuwangi, Emilia Contessa, juga beranggapan seperti itu. Alasannya, saat tampil, dengan ikhlas Danang selalu mengenalkan Banyuwangi kepada pemirsa meskipun Danang tidak dibiayai daerah.

Padahal menurut Emilia (bukan menurut saya, karena saya emang nggak tau soal ini) setiap tahun Kabupaten Banyuwangi selalu menganggarkan biaya promosi bermiliar-miliar. “Tetapi, Danang tanpa dibiayai daerah, dia tetap mempromosikan Banyuwangi. Nama Banyuwangi menjadi terkenal. Semua orang menjadi tahu Banyuwangi dan ingin berkunjung ke Banyuwangi. Danang itu mesin promosi Banyuwangi gratis” katanya sesaat sebelum bertolak ke Eropa beberapa waktu lalu. (dikutip dari ringtimes.net)

Danang D'Academi 2
Tidak hanya itu, jika ketika berlangsung kontes D’Academi bertepatan dengan ajang PILKADA atau PIL-PIL lainnya, bisa saja Danang dijadikan media (baca: alat) kampanye gratis. Sekali lagi, pendapat saya tersebut bukan tanpa alasan, karena belakangan ada beberapa baliho atau spanduk dukungan kepada Danang, namun disertai dengan foto salah satu anggota Dewan. Bahkan yang paling parah adalah, telah menyebar isu bahwa Danang akan dijadikan sebagai bakal calon wakil Bupati oleh anggota Dewan tersebut yang kabarnya akan menyalonkan diri menjadi bakal calon Bupati Banyuwangi. Dan dilain waktu dan tempat, ketika dating pulang kampung dan mengisi acara pada penutupan Tour de Banyuwangi Ijen 2015 beberapa waktu lalu, sang pembawa acara sempat mengajak para penonton untuk memilih (dengan menyebutkan nama seseorang) salah satu bakal calon Bupati Banyuwangi, karena memang pada tahun ini bertepatan dengan akan diadakannya PILKADA.

Namun, tetap…. Semua itu adalah opini saya pribadi. Bisa saja antara opini yang saya miliki dengan yang sobat miliki berbeda. Itu hak kita masing-masing bukan?
Tags:

Posting Komentar

1Komentar

Posting Komentar